Bismillah
Salam dari admin Creative
Project. Segala Artikel yang mimin tampilkan disini adalah semata-mata untuk
berbagi, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan yang ada pada blog ini dikarenakan kurangnya ilmu dari admin blog.
Mohon dimaklumi bagi para pembaca, karena tak ada gading yang tak retak.
Kali ini admin blog ingin berbagi sedikit pengetahuan tentang Arduino. Banyak yang sudah tahu perangkat yang satu ini tapi mungkin banyak juga yang belum mengetahui sejarah perkembangan Arduino dari awal pengembangan sampai dengan saat ini. Dengan alasan inilah admin blog membuat artikel ini. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Mikrokontroler dan Mikroprosesor
Sebelum membahas sejarah tentang Arduino ada baiknya kita memahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan mikrokontroler dan mikroprosesor. Apakah Mikrokontroler Itu? Mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil di dalam sebuah integrated circuit(IC) yang berisi sebuah inti prosesor, memori, dan perangkat input/output yang dapat di program. Sebagai
alat pemrosesan, mikrokontroler dapat digunakan untuk mengambil keputusan,
melakukan hal-hal yang bersifat berulang, dan dapat berinteraksi dengan
piranti-piranti luar, seperti sensor ultrasonik untuk mengukur jarak terhadap
suatu objek, penerima GPS untuk memperolah data posisi kebumian dari setelit, dan
interaksi dengan perangkat lainnya. Mikrokontroler juga biasa disingkat dengan
MCU atau uC. Perusahaan yang terkenal sebagai pembuat mikrokontroler
antara lain adalah Atmel, Cypress Semiconductor, Microchip, dan Silicon
Laboratories. Contoh nama-nama mikrokontroler untuk masing-masing vendor adalah
berikut ini :
Nama Vendor
|
Nama Mikrokontroler
|
Atmel
|
AVR (8 bit), AVR 32 (32 bit), AT91SAM (32 bit)
|
Cypress Semiconductor
|
M8C Core
|
MicroChip Technology
|
PIC
|
Silicon Laboratories
|
8051
|
Tentunya masih
terdapat vendor lainnya yang tidak admin tuliskan disini.
Mikrokontroler didesain untuk
aplikasi tertanam (embedded applications), aplikasi dengan tugas-tugas
tertentu (specific tasks) dengan
tujuan tertentu yang dikerjakan secara berulang-ulang, sangat
berbeda dengan mikroprosesor yang digunakan pada aplikasi yang memiliki tujuan
yang umum. Lalu apa itu mikroprosesor? Mikroprosesor adalah prosesor
komputer yang menggabungkan fungsi central processing unit (CPU) pada satu
sirkuit terpadu (IC). Sebuah mikroprosesor dirancang untuk melakukan operasi aritmatika dan
logika. Contohnya adalah melakukan
operasi menambah, mengurangi, dan membandingkan. Operasi
ini
adalah hasil dari satu set instruksi yang merupakan bagian dari desain mikroprosesor.
Contoh mikroprosesor
adalah Intel Pentium 1,2,3,4,
core 2 duo, i3, i5 dan lain-lain.
Seorang desainer sistem harus menambahkan sendiri
perangkat luar yang dibutuhkan agar sebuah sistem dapat dibangun seperti ROM,
RAM, memori, perangkat input output dan perangkat lainnya. Aplikasi mikroprosesor meliputi Desktop PC, Laptop dan mungkin masih terdapat aplikasi
lain yang belum admin ketahui. Untuk membedakan antara mikrokontroler dan
mikroprosesor cukup mudah, perhatikan tabel dibawah ini :
Mikrokontroler
|
Mikroprosesor
|
Terdapat CPU, ROM, RAM perangkat input output dalam satu chip
|
Hanya terdapat CPU saja, perangkat seperti ROM, RAM dan lainnya perlu
ditambahkan sebagai perangkat luar
|
Saat ini yang admin ketahui kecepatan mikrokontroler masih dalam satuan
MHz
|
Kecepatan diatas 1GHz
|
Harga lebih murah
|
Harga lebih mahal
|
Penanganan lebih mudah
|
Penanganan lebih sulit
|
Dapat berdiri sendiri
|
Perlu penambahan perangkat luar agar suatu sistem dapat dibangun
|
Untuk melihat penjelasan lebih jauh mengenai
mikrokontroler dan mikroprosesor silahkan buka link sumber diakhir postingan
ini.
Lalu bagaimana dengan Arduino?
Arduino adalah sebuah open-source
prototyping platform yang didasarkan pada easy-to-use
hardware and software. Secara perangkat keras Arduino adalah jenis suatu
papan (board) yang berisi mikrokontroler atau dapat disebut sebagai
sebuah papan mikrokontroler. Didalam board ini sudah termasuk pin sebagai masukan
dan keluaran baik yang bersifat digital maupun analog. Arduino berlandaskan
open source pada perangkat keras - Open Source HardWare (OSHW) dan
perangkat lunak - Free and Open Source Software (F/OSS atau FOSS). Arduino memiliki harga yang cukup terjangkau dengan fasilitas yang
ditawarkan. Atau jika ingin membuat sendiri board
Arduino berikut dengan source code-nya
maka skematik dan firmware-nya
tersedia secara gratis dan bebas di internet. Dengan Arduino kita dapat
menghubungkan berbagai jenis sensor untuk membuat sebuah proyek yang sederhana
sampai yang cukup kompleks. Saat ini Arduino sangat popular di lingkungan penggemar / hobi elektronika
sebagai perangkat pengendali berbagai proyek termasuk robotik. Arduino telah memiliki
komunitas serta forum yang luas di internet untuk membantu para pemula untuk
belajar atau sekedar untuk mebagikan source
code yang anda buat kepada semua pengguna Arduino di seluruh dunia.
Sejarah Nama Arduino
Semuanya
berawal di Ivrea, itally. Nama Arduino mungkin terdengar cukup berbeda dengan
perangkat elektronik yang pernah ada selama ini, seperti LED (led emitting
diode), atau resistor atau transistor bahkan mikrokontroler seperti AVR atau
PIC atau yang lainnya. Pemilihan nama Arduino ini ternyata memiliki kaitan yang
erat dengan sejarah perkembangannya. Salah satu pengembang inti Arduino adalah
bernama Massimo Banzi yang juga merupakan pemberi nama dari Arduino tersebut.
Ivrea merupakan sebuah kota di Italia Utara dan cukup terkenal dengan sejarah
kerajaannya serta seorang raja yang pernah memerintah di negara bagian tersebut.
Pada tahun 1002 Masehi, seorang raja bernama Arduin memerintah di negara
tersebut. Yang 2 tahun kemudian keberadaannya digantikan oleh raja Henry II dari jerman. Di kota Ivrea
terdapat sebuah bar dengan nama “‘Bar Di Re Arduino” atau yang berarti ”Bar Raja Arduino” yang
diambil dari nama raja “Arduin” dengan maksud untuk mengenang beliau. Bar ini
kemudian merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh Massimo Banzi dan
beberapa rekannya untuk bertemu, yang kemudian nama Arduino ia berikan ke
perangkat yang ia kembangkan sebagai rasa hormatnya kepada tempat ini.
Tim Inti Pengembang Arduino
Sebelum membahas
sejarah bagaimana Arduino dikembangkan dan digunakan, berikut ini merupakan anggota
inti dari tim pengembang Arduino, yakni antara lain : Massimo Banzi (kanan
depan-tanpa kacamata), David Cuartielles (tengah), Tom Igoe (kanan belakang),
Gianluca Martino (kiri depan), dan David Mellis (kiri belakang).
Banzi merupakan seorang
arsitek perangkat lunak yang direkrut oleh Interactive Design Institute Ivrea (IDII) sebagai profesor dalam rangka untuk
mempromosikan cara-cara baru dalam melakukan desain interaktif atau dengan kata
lain komputasi fisik. Meskipun ia memiliki ide yang baik namun memiliki waktu
yang sangat terbatas ditambah lagi dengan anggaran yang terus berkurang.
Seperti rekan-rekannya yang lain ia pun harus bergantung dengan BASIC Stamp,
sebuah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax (sebuah perusahaan yang
berada di California) untuk mengerjakan proyek-proyek miliknya. Sebagian
mungkin pernah mendengar perusahaan Parallax dengan produknya seperti servo atau servo controller. Para Insinyur saat itu mungkin telah menggunakan
BASIC Stamp hampir dalam kurung waktu satu dekade. BASIC Stamp di program
dengan bahasa pemrogrman basic. Secara fisik BASIC Stamp merupakan sebuah papan
sirkuit yang dikemas secara rapi dengan beberapa kelangkapan seperti power supply, microcontroller, memory, dan port input/output yang dapat
digunakan untuk antarmuka ke perangkat
luar.
Namun BASIC Stamp memiliki dua masalah menurut Massimo
Banzi. Yang pertama BASIC Stamp ternyata untuk beberapa proyek mahasiswanya
tidak memiliki daya komputasi yang cukup. Serta masalah yang kedua adalah BASIC
Stamp besutan Parallax ini memiliki harga yang terlalu mahal. Faktanya harga
sebuah BASIC Stamp dengan peralatan dasar adalah US $100, tentunya ini merupakan
harga yang sangat tinggi. Selain itu BASIC Stamp tidak men-support cross platform,
yang mana sebagian besar desainer di IDII kala itu menggunakan operating system
macintosh. Sementara itu sebuah konsep “friendly
programming language” yang bernama “processing”
berhasil dikembangkan oleh teman Banzi yakni Casey Reas di MIT. Processing
berkembang dengan pesat dan mendapatkan popularitas yang sangat baik. Seorang
amatir bahkan dapat membuat visualisasi data yang kompleks dengan tampilan yang
baik dan menarik. Hal ini merupakan terobosan besar dalam kemudahan penggunaan
bagi sebuah Integrated Development
Environment (IDE). Banzi sangat menyukai konsep ini dan berharap untuk
membuat software serupa untuk
memprogram mikrokontroler dengan sebuah tampilan grafis pada sebuah layar.
Kontribusi dari Hernando
Barragan
Salah satu mahasiswa Banzi,
Hernando Barragan mengambil langkah awal dalam arah untuk menciptakan perangkat
lunak yang mirip dengan processing. Dia mengembangkan sebuah platform prototype
yang dikenal dengan nama “wiring”. Platform
Wiring mencakup sebuah IDE sebagai perangkat lunak untuk memprogram yang
didalamnya sudah terdapat library
functions untuk memudahkan pemrograman
mikrokontroler dan sebuah papan sirkuit yang siap digunakan dengan menggunakan
mikrokontroler Atmega 128 sebagai pemrosesnya. Platform prototype ini merupakan
thesis dari Hernando Barragan dengan pembimbingnya Massimo Banzi dan Casey Reas
pada tahun 2004 dengan judul “Arduino–La rivoluzione dell’open hardware” (“Arduino – The
Revolution of Open Hardware”). Konsep dari proyek ini ternyata
menjanjikan sebuah keberhasilan bahkan sampai dengan saat ini. Namun Banzi
ternyata memiliki mimpi yang lebih besar. Ia berharap untuk membuat sebuah
platform yang lebih murah, sederhana dan lebih mudah digunakan.
The First Prototype Board
The First Prototype Board
Pada tahun
2005, Massimo Banzi bersama dengan David Mellis (mahasiswa IDII pada saat itu)
dan David Cuartielles, menambahkan dukungan mikrokontroler ATmega 8 untuk Wiring. Namun mereka tidak melanjutkan pengembangan
Wiring melainkan mereka menyalin kode
sumber Wiring dan mulai mengembangkannya
sebagai proyek yang terpisah, yang kemudian disebut Arduino.
Open Source Model – A Big Decision
Banzi dan rekan-rekannya sangat percaya dengan kekuatan dari open source. Mereka pikir akan lebih baik untuk membuka platform tersebut agar dapat diakses orang sebanyak-banyaknya sehinga pengembangan platform dapat dilakukan secara cepat. Faktor lain yang menentukan keputusan Banzi untuk membuka platformnya secara open source adalah bahwa setelah beroperasi hampir selama 5 tahun, IDII tidak memiliki dana yang cukup lagi untuk mendukung proyek ini bahkan terancam untuk menghentikan pendanaan. Semua anggota fakultas takut proyek ini tidak dapat bertahan atau bahkan akan digelapkan. Sehingga Banzi membuat keputusan besar dengan menjadikan platform ini sebagai open source.
HOW Banzi And Team Managed To Create Arduino And Make It Available For Public
Open Source Model – A Big Decision
Banzi dan rekan-rekannya sangat percaya dengan kekuatan dari open source. Mereka pikir akan lebih baik untuk membuka platform tersebut agar dapat diakses orang sebanyak-banyaknya sehinga pengembangan platform dapat dilakukan secara cepat. Faktor lain yang menentukan keputusan Banzi untuk membuka platformnya secara open source adalah bahwa setelah beroperasi hampir selama 5 tahun, IDII tidak memiliki dana yang cukup lagi untuk mendukung proyek ini bahkan terancam untuk menghentikan pendanaan. Semua anggota fakultas takut proyek ini tidak dapat bertahan atau bahkan akan digelapkan. Sehingga Banzi membuat keputusan besar dengan menjadikan platform ini sebagai open source.
HOW Banzi And Team Managed To Create Arduino And Make It Available For Public
Cukup jelas bahwa untuk model open
source biasa digunakan untuk pengembangan perangkat lunak dan tidak pernah untuk
pengembangan perangkat keras. Agar dapat
mengembangkan perangkat keras secara open
source mereka berusaha menemukan solusi lisensi yang cocok yang bisa
berlaku untuk papan sirkuit tersebut. Setelah melakukan sedikit investigasi,
Banzi dan tim melihat seluruh hal dari sudut yang berbeda dan memutuskan untuk
menggunakan lisensi dari Creative Commons, sebuah kelompok non-profit yang biasanya digunakan untuk karya-karya budaya seperti
karya tulis dan musik. Menurut Banzi perangkat keras ini merupakan bagian dari
budaya sehingga harus dibagikan kepada orang lain. "You could think of hardware as piece of
culture you want to share with other people," Banzi says.
Tahap berikutnya yang mereka lakukan adalah membuat papan sirkuitnya.
Tim berusaha memperbaiki spesifikasi dari papan sirkuit dan kemudian memutuskan
untuk menjualnya dengan harga US $30. "It had to be the equivalent of going out to dinner at a
pizza place," Banzi says. Banzi
merasa bahwa Arduino harus terjangkau bagi semua kalangan. Namun mereka juga
ingin membuatnya terlihat benar-benar unik, dengan konsep sesuatu yang akan
menonjol dan juga terlihat keren. Sementara untuk papan sirkuit yang sejenisnya
berwarna hijau, mereka malah membuatnya dengan warna biru. Sementara beberapa
produsen mengurangi jumlah pin input dan output dari sirkuit mereka, tim
Arduino malah menambahkan banyak pin input dan output untuk papan sirkuit
mereka. Sebagai keunikan lainnya mereka menambahkan sebuah peta kecil Italia di
belakang papan Arduino. Berikut perkataan Banzi terkait desain unik dari
Arduino ini : "A lot of the design choices are
weird for a real engineer, but I’m not a real engineer, so I did it in a silly
way!". Gianluca Martino, salah satu Engineer di tim merasa bahwa pendekatan nontradisional untuk desain
papan sirkuit merupakan ide yang cukup cemerlang. Dia berpikir bahwa produk
tersebut dibuat sebagai hasil dari cara berpikir baru tentang elektronika, tidak
dengan cara rekayasa di mana anda harus menghitung elektroda, tetapi
menggunakan pendekatan “Do It Your Self” atau DIY, kemudahan dalam membuat
sebuah proyek elektronika.
Produk yang dibuat oleh tim Arduino mengusung konsep papan sirkuit
dengan komponen-komponen yang mudah ditemukan serta murah seperti Atmega 328
sehingga memudahkan seseorang jika ingin membuat papan sirkuit miliknya
sendiri. Selain itu konsep lain yang diterapkan oleh tim adalah konsep “plug and
play”. Papan sirkuit Arduino
dihubungkan dengan PC dengan menggunakan jalur port USB. Seperti yang diketahui
port USB sendiri merupakan sebuah terobosan antar muka komputer dengan
perangkat luar dengan mengusung konsep plug
and play. Jika pada komputer terdahulu terdapat port parallel atau port
serial maka kini keduanya telah tergantikan fungsinya dengan port USB ini.
Sebelumnya sebuah perangkat yang dihubungkan dengan komputer melalui port
serial maupun parallel akan membutuhkan restart komputer terlebih dahulu agar
perangkat terdeteksi di operating system, hal ini tentunya tidak praktis. Tim
pengembang Arduino memiliki konsep yang sama agar perangkat papan sirkuitnya
dapat dicopot dan dihubungkan ke komputer
dengan cepat dan dapat dengan segera diprogram.
Berikut ini merupakan filosofi Arduino yang diungkapkan oleh David Cuartielles (seorang enginerr telekomunikasi di tim Arduino) “if
you
wants to learn electronics, you should be able to learn as you go
from day one, instead of starting by learning Algebra, and Arduino is ideal to learn
electronics from day one”. Tim Arduino kemudian melakukan pengujian berdasarkan filosofi
tersebut. Mereka membagikan 300 PCB polos kepada mahasiswa di IDII dengan
sebuah instruksi sederhana : carilah instruksi cara perakitan yang tersedia
secara online, buat papan sirkuit tersebut dan kemudian buatlah sebuah proyek dengan
papan sirkuit tersebut. Salah satu proyek yang berhasil dibuat saat itu adalah sebuah
jam dengan kemampuan alarm-nya. Dengan segera banyak orang yang ingin mengetahui
tentang papan sirkut ini dan ingin memilikinya. Pembeli pertama datang dari
teman Banzi yang memesan satu unit Arduino kepadanya. Kata Arduino kemudian dengan
cepat menyebar secara online - tanpa pemasaran atau periklanan, mengambil alih dunia
DIY secara cepat seperti sebuah badai.
Tom
Igoe, seorang profesor komputasi fisik di Universitas New York sangat terkesan
dengan keterjangkauan dan konsep yang luar biasa dari Arduino. Saat itu Tom
Igoe mengajarkan kursus kepada mahasiswa non-teknis tentang penggunaan Basic
Stamp, namun setelah melihat Arduino ternyata ia sangat tertarik dengan konsep
dari Arduino ini. Kemudahan penggunaan Arduino dengan konsep DIY bagi pemula
yang bahkan tidak mengetahui tentang elektronika dan pemrograman, serta harga
Arduino yang murah menjadi kunci ketertarikan Igoe terhadap Arduino.
Arduino
benar-benar merupakan sebuah terobosan. Tentunya keberhasilan Arduino tak lepas
dari platform prototyping “wiring” dan “prosessing” yang mendahuluinya. Sebelum
adanya Arduino, pemrograman mikrokontroler merupakan sesuatu yang sulit. Dengan
Arduino, seseorang yang tidak mengenal dunia elektronika bahkan dapat mengakses
ke dunia hardware yang sebelumnya
sulit untuk ditembus. Dengan Arduino seorang pemula tidak perlu belajar dengan
sangat keras untuk membangun sebuah proyek yang benar-benar dapat bekerja. Ini
merupakan sebuah gerakan yang luar biasa mengingat berbagai perangkat yang
telah ada dengan rahasianya bagaikan sebuah kotak hitam dengan paten yang
dimiliki oleh pihak pengembangnya. Bagi Banzi hal ini merupakan sebuah dampak
penting dari Arduino. "Fifty
years ago, to write software you needed people in white aprons who knew
everything about vacuum tubes. Now, even my mom can program, We’ve enabled a
lot of people to create products themselves."
Sebagai
bahan untuk pengembangan Arduino, tim juga berusaha untuk mengintegrasikan
Arduino ke dalam sistem pendidikan, dari sekolah menengah atas sampai perguruan
tinggi. Beberapa universitas termasuk Carnegie Mellon dan Stanford sudah
menggunakan Arduino. David Mellis (salah satu tim inti Arduino) mengundang 8
sampai 10 orang ke laboratorium MIT, di mana mereka diberi tugas untuk
menyelesaikan sebuah proyek selama sehari. Hal ini merupakan penelitiannya
dengan cara memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan orang awam untuk
mempelajari bidang elektonika. Proyek-proyek tersebut antara lain membuat speaker Ipod, radio FM, dan mouse komputer
dengan menggunakan beberapa komponen yang sama dengan yang digunakan pada
Arduino. Seperti komponen resistor, kapasitor dan lain-lain. Bagi tim
menyebarkan dasar-dasar Arduino merupakan sebagian saja dari tantangan yang
sebenarnya. Tim juga harus menjamin ketersediaan papan sirkuit Arduino. Apalagi
untuk saat ini Arduino telah memiliki jenis papan sirkut yang baru yang menjadi
keluarga Arduino board. Selain desain
aslinya yakni Arduino Uno, terdapat model baru dengan fasilitas yang lebih
banyak yakni Arduino Mega, atau jenis Arduino Nano dengan ukuran papan sirkuit
yang lebih kecil, serta papan sirkuit Arduino LilyPad, dan yang baru-baru ini
dirilis, yakni papan Net-enabled atau
disebut dengan Arduino Ethernet.
Arduino
ternyata telah menciptakan sendiri industri rumahan dengan kategori DIY. Ada
lebih dari 200 distributor produk Arduino di seluruh dunia, termasuk perusahaan
besar seperti SparkFun Electronics. Bahkan kabarnya seorang pria di Portugal
berhenti dari pekerjaannya di perusahaan telepon untuk menjual produk Arduino
dari rumahnya. Gianluca Martino, salah satu anggota tim inti yang mengawasi produksi
dan distribusi, mengatakan bahwa mereka sedang bekerja keras untuk mencapai
pasar negara berkembang seperti China, India, dan Amerika Selatan. Menurutnya
sekitar 80 persen dari pengguna Arduino dibagi antara Amerika Serikat dan
Eropa, dan sisanya tersebar di seluruh dunia.
Jaminan
mutu yang baik merupakan sebuah tantangan yang besar ketika berbicara tentang
penanganan produksi dari ribuan unit board
Arduino. Tim Arduino memproduksi sekitar 100 sampai 3000 board Arduino dalam waktu satu hari. Tim menggunakan “custom system” untuk mengujicoba pin input / output pada setiap papan sirkuit agar terjamin kulitasnya. Tim juga
memberikan jaminan penggantian board Arduino
yang tidak dapat bekerja dengan semestinya. Menurut Gianluca Martino, dengan sistem
yang diterapkan saat ini tingkat kegagalan produksi dari Arduino berada dibawah
1persen, sehingga jaminan kualitas board Arduino
yang dipasarkan dapat tetap terjaga.
Saat
ini tim Arduino telah memiliki penghasilan yang cukup untuk membayar para
karyawannya serta siap untuk membiayai pendanaan guna pengembangan papan
Arduino dengan fasilitas yang baru dan tentunya yang lebih baik. Pada bulan
september, pada sebuah acara “maker fair” tim Arduino memperkenalkan varian
baru dari Arduino board dengan chip
prosesor ARM 32 bit. Hal ini merupakan komitmen dari tim Arduino untuk
memberikan varian Arduino board
dengan komputasi yang lebih tinggi. Salah satu proyek yang pernah dibuat adalah
kit printer 3D dengan menggunakan Arduino 8-bit, tentunya dengan kekuatan
prosesor ARM 32-bit ini diharapkan dapat mengerjakan tugas-tugas yang lebih rumit
lagi.
Arduino
kembali mendapatkan support yang luar
biasa ketika google meliris sebuah papan
pengembang berbasiskan Arduino yang support
untuk sistem Android. Google Android ADK (Accessory Development Kit), adalah
platform yang memungkinkan ponsel Android berinteraksi dengan motor, sensor,
dan perangkat lainnya. Anda dapat membangun sebuah aplikasi Android menggunakan
kamera ponsel, sensor gerak, layar sentuh, dan konektivitas internet untuk
mengontrol sebuah robot atau sebuah sistem. Dengan adanya hal ini tentunya proyek yang dapat dibangun dengan perangkat
Arduino menjadi lebih luas lagi.
Tantangan demi tantangan terus berdatangan bagi tim Arduino, salah satunya untuk
mengakomodasikan hal berbeda yang orang inginkan namun tetap dapat dilakukan
dengan platform ini, namun tetap
memberikan kemudahan kepada pengguna terutama bagi seorang pemula. Sementara
itu di lain hal para fans Arduino berdatangan ke “Bar Di Re Arduino” di Ivrea untuk sekedar melihat-lihat bar ini atau
untuk minum-minum. Kenyatannya para pekerja bar bahkan tidak mengetahui bahwa
yang membawa mereka kesana adalah platform Arduino yang sekarang menjadi perbincangan
di seluruh dunia.
Sekian yang bisa admin jabarkan tentang sejarah perkembangan Arduino.
Sekian yang bisa admin jabarkan tentang sejarah perkembangan Arduino.
Artikel & Tutorial Terkait :
Buku Pintar Pemrograman Arduino
Buku Pintar Pemrograman Arduino
Sejarah Mikrokontroler Arduino Mikrokontroler Arduino adalah
Sejarah Singkat Lahirnya Arduino Pengenalan Arduino
No comments:
Post a Comment